Mudik Dilarang Tapi Tempat Wisata Dibuka, Gubernur Banten Bingung Terapkan Prokes


Merdeka.com – Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku, pemerintah daerah akan kesulitan menegakkan aturan protokol kesehatan di lokasi wisata meski mudik lebaran telah dilarang. Wahidin memperkirakan, jumlah wisatawan akan melonjak di sejumlah lokasi wisata di Banten saat masa liburan lebaran.
“Ibadah diperbolehkan, ya kita taati, ibadah silakan. Mudik dilarang, kita imbau, kita sampaikan kepada publik bahwa mudik dilarang, tentunya melalui kajian-kajian pemerintah,” kata Wahidin di Serang, Banten, Jumat (9/4).
“Tapi pariwisata diperbolehkan jadi ini seperti covid-19 dan ekonomi ini seperti dua sisi mata uang, dilihatnya cuma harusnya pilihannya cuma satu, dilarang yah dilarang sudah. Kalau (mudik) dilarang kalau wisata diperbolehkan ini kesulitan bagi pemerintah daerah,” keluh mantan Wali Kota Tangerang itu.
Wahidin mengungkapkan pemerintah daerah akan kesulitan dalam melakukan pengawasan dan menegakkan protokol kesehatan di tempat wisata. “Bagaimana sekarang dalam implementasinya, apa kita satu-satu di masyarakat kita buat upaya upaya penangkalan dengan prokes,” ujarnya.
“Yah kalau di pantai bagaimana mengatur prokesnya, orang mandi bagaimana prokesnya, ini menimbulkan persoalan bagi kita di daerah bagaimana menata prokesnya. kalau pariwisata tidak boleh berarti tidak ada masalah, tidak ada masalah dalam pengelolaan pariwisata dan ekonominya,” ujarnya.
Penerapan prokes di tempat wisata, lanjut dia, akan semakin sulit dengan jumlah wisatawan yang membeludak saat libur lebaran.
“Tapi di lapangan agak kesulitan memang, apalagi kota kabupaten tidak hanya datang dari Jakarta yang jadi persoalan. Tapi datang dari kampung-kampung, dari gang-gang. Masyarakat sudah pada lebaran, kegerahan makan daging, makan sate, ketupat buka baju lalu lalang di pantai kemudian berkerumun,” katanya. [bal]