Ini Alasan Pemprov DKI Ubah Rute LRT Jakarta Fase Dua Jadi Velodrome-Klender-Cawang


Merdeka.com – Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu kajian dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait rencana pengubahan rute LRT Jakarta.
Awalnya, LRT Jakarta fase dua direncanakan memiliki rute Velodrome-Manggarai-Dukuh Atas, namun berubah menjadi Velodrome-Klender-Cawang.
“LRT yang tadinya Velodrome-Manggarai-Dukuh Atas, ini sesuai dengan surat Menhub di 2018 itu perlu dilakukan penyesuaian, mengingat pada kawasan Manggarai ada dibangun jalur kereta double-double track,” kata Syafrin saat dikonfirmasi Kamis (29/4).
Menurutnya, bila rute tetap ke Manggarai nanti elevasi atau ketinggian LRT Jakarta lebih dari 20 meter yang dapat membayangkan keselamatan. Kemudian bila dipaksakan nantinya stasiun integrasinya paling tidak berada di kurang lebih 500 meter dari Stasiun Manggarai.
Hal tersebut juga mengakibatkan integrasinya yang cukup jauh. Lalu, koridor loop line atau puter balik KRL akan dibangun elevated loop line atau melayang.
“Sehingga itu akan ada dua koridor KRL kereta yang berhimpitan mulai dari Manggarai sampai dengan Dukuh Atas, LRT Jakarta dengan KRL elevated loop line sehingga dari sisi teknis transportasi demand itu akan saling memakan,” jelasnya.
Selain itu, Syafrin menyatakan, perubahan rute juga mempertimbangkan distribusi ketersediaan transportasi umum di Jakarta. Untuk kawasan timur Jakarta, khususnya koridor selatan dan utara, layanan kereta api belum terpenuhi.
Dia mengungkapkan, bila rute tersebut dilanjutkan ke Cawang dapat memperkuat integrasi layanan kereta yang sekarang disiapkan.
“Velodrome dia akan terintegrasi dengan KRL di Klender setelah itu akan terintegrasi dengan layanan LRT di Pondok Bambu rencana LRT Pulogebang, Joglo. Ketiga maka di ujung Cawang Stasiun Halim itu akan terintegrasi dengan rencana KCIC high speed train Jakarta-Bandung yang sekarang dalam proses pembangunan,” terangnya.
Lalu kata Syafrin, akan terintegrasi pula dengan LRT Jabodebek di stasiun yang sama.
“Sejalan dengan itu akan terjadi pertumbuhan ekonomi baru di wilayah timur Jakarta pada koridor selatan utara,” jelas dia.
Sebelumnya, Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta mengkritisi kebijakan Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang menghapus rute LRT Velodrome ke Dukuh Atas. Penghapusan rute tersebut diperkirakan dapat merugikan Pemprov DKI hingga Rp 248,6 miliar per tahun.
Anggota Fraksi PSI DKI Jakarta, Eneng Malianasari menyatakan dalam forum konsultasi publik pembangunan LRT Velodrome-Tanah Abang oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu, Sandiaga Uno, memaparkan proyeksi jumlah penumpang rute ini mencapai 136.200 orang per hari.
“Jika harga tiket diasumsikan sama seperti rute Kelapa Gading-Velodrome saat ini, yakni sebesar Rp 5.000, maka pendapatan dari tiket LRT rute Velodrome-Dukuh Atas mencapai Rp 681 juta per hari,” kata Eneng dalam keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).
Dia menjelaskan proyek LRT Jakarta dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo sesuai surat penugasan di Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 154 tahun 2017. Selain itu proyek tersebut telah dituangkan dalam Perpres Nomor 99 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com [fik]