Brigjen Prasetyo Disebut Pernah Kawal Djoko Tjandra Naik Jet Pribadi ke Pontianak


Merdeka.com – Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman mengungkap, Brigjen Prasetyo Utomo pernah mengawal buronan kasus pengalihan hak tagih Bank Bali, Djoko Tjandra dari Jakarta ke Pontianak, Kalimantan Barat menggunakan jet pribadi. Pengawalan ini dilakukan untuk memperlancar perjalanan Djoko Tjandra.
“Prasetyo Utomo dalam catatan yang pernah masuk ke saya juga pernah ikut ngawal ke Pontianak pakai private jet,” katanya dalam diskusi virtual bertajuk Ironi Djoko Tjandra & Tim Pemburu Koruptor pada Sabtu (18/7).
Boyamin menduga, Djoko Tjandra masuk ke Indonesia menggunakan dua jalur. Pertama, dari Kuala Lumpur, Malaysia langsung ke Bandara Pontianak kemudian lanjut ke Halim Perdanakusuma. Kedua, melalui jalan tikus Entikong.
“Artinya, dia masuk lewat jalan tikus Entikong, kemudian masuk lewat Bandara Pontianak, dari Pontianak ini ke Jakarta,” jelasnya.
Dari informasi yang dikantongi Boyamin, Djoko Tjandra keluar masuk Indonesia berkali-kali. Baik menggunakan identitas sebagai Djoko Tjandra maupun sebagai Joe Chan.
Sementara saat melakukan perjalanan dari Pontianak ke Jakarta, Djoko Tjandra menggunakan maskapai penerbangan yang beragam. Buronan sejak 2009 itu disebut pernah menggunakan Lion Air dan pesawat komersil lainnya.
“Jadi ini berulang-ulang, Djoko Tjandra ini tidak berlama-lama di Indonesia, hanya dua hari, tiga hari. Cepat-cepat balik lagi ke Kuala Lumpur. Urusi KTP sama Peninjauan Kembali (PK) selesai, dia balik lagi ke Kuala Lumpur. Urusi paspor dia balik lagi ke Kuala Lumpur,” ucap dia.
“Dulu sebelumnya urusi susat kuasa balik ke Kuala Lumpur lagi. Jadi nggk lama-lama di Indonesia. Dia apapun merasa dirinya buron jadi dia tidak nyaman. Jadi dia betul-betul mengendap-endap, bersembunyi,” sambungnya.
Brigjen Prasetyo Utomo telah dicopot dari jabatan Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan (Korwas) PPNS Bareskrim Polri. Pencopotan itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri bernomor ST/1980/VII/KEP./2020, Tgl 15-07-2020.
Dalam Surat Telegram Kapolri tersebut, jenderal bintang satu tersebut dimutasikan sebagai Pati Yanma Polri (dalam rangka riksa). Prasetyo Utomo dimutasi karena telah membuat surat jalan untuk Djoko Tjandra. [ded]